Globalisasi sebagai implikasi dari kemajuan tekhnologi
serta sebagai sebuah akibat dari keinginan untuk memperoleh keuntungan yang
lebih besar telah membawa pelaku bisnis kearah persaingan mendapatkan pasar,
baik pasar dalam negeri atau pasar luar negeri.
Kemajuan tekhnologi telah memungkinkan pelaku bisnis
dapat melakukan transaksi atau pertukaran (penawaran dan permintaan) secara
cepat dan lebih efisien. Dengan kemajuan tekhnologi juga pelaku bisnis dapat
melakukan kegiatan-kegiatan promosi dan diskusi-diskusi dalam rangka
mendapatkan posisi di pasar.
Prilaku pelaku bisnis dan prilaku konsumen, baik dalam negeri
maupun konsumen luar negeri pun mengalami transformasi. Informasi pasar yang
semakin transfaran membuka peluang pelaku bisnis dalam memperluas pangsa pasar.
seiring dengan terbukanya informasi tersebut mendorong para pelaku bisnis dari
berbagai Negara melakukan kontak-kontak bisnis antar perusahaan baik di dalam negeri
maupun di luar negeri dengan lebih intent. Sehingga pemikiran-pemikiran yang
bersifat global mendasari pada perencanaan/pengambilan keputusan secara
strategis.
Dengan terbukanya informasi pasar, baik penawaran maupun
permintaan, juga telah mempengaruhi pola prilaku konsumen. Konsumen telah lebih
selektif dalam memilih produk, mengingat terdapat banyak pilihan tersedia baik
produk dalam negeri maupun produk luar negeri. Fanatisme terhadap konsumsi
suatu produk tertentu beralih pada pencarian alternatif-alternatif baru yang
lebih memungkinkan memberikan keuntungan atau kepuasan yang lebih baik. Terjadinya
akulturasi budaya turut mempengaruhi prilaku konsumen di berbagai negara.
Akulturasi budaya ini membawa para konsumen melakukan kegiatan/aktifitas
konsumsinya sejalan dengan budaya baru. Transformasi faham politik,
transformasi kepemimpinan atau kebijaksanaan public tertentu suatu Negara dapat
dijadikan sebagai sebuah peluang (opportunities) dan sekaligus juga sebagai
sebuah ancaman (threat). Menjadi peluang manakala transformasi tersebut
memberikan pangsa pasar baru, dan menjadi ancaman manakala transformasi justru
menyebabkan berkurang atau bahkan hilangnya pangsa pasar.
Transformasi-transformasi yang terjadi dalam era global
ini bagi pelaku bisnis perlu dicermati, mengingat jumlah pesaing (competitor)
akan semakin bertambah, dan konsumen lebih jeli dalam membeli. Sehingga pelaku
bisnis dalam menyusun rencana strategisnya perlu mempertimbangkan
analisis-analisis yang komprehensif, intens / terus menerus, serta berorientasi
pada pasar global. Kekeliruan dalam menyusun rencana strategis akan berakibat
pada kekalahan dalam persaingan yang akhirnya kebangkrutan. Strategi-strategi
intensifikasi dan diversifikasi pemasaran perlu disusun dan diimplementasikan
pada semua bagian dengan lebih terintegrasi, dari Board of Commisioner, Board
of director sampai dengan frontline (line depan) yang berhubungan langsung
dengan klien (customer).
Analisis pasar serta penyusunan rencana strategis
seperti yang disampaikan di atas, memerlukan sebuah studi tersendiri yang lebih
memfokuskan pada perkembangan model-model strategi pemasaran. Manajer-manajer
pemasaran perlu dibekali dengan referensi-referensi tentang strategi pemasaran
yang up to date, sehingga dalam implementasi di organisasi bisnis, para manajer
pemasaran tersebut akan lebih mudah mengakomodasikan transformasi pasar dengan
rencana strategis yang ada di perusahaan.
Organisasi bisnis,
tidak akan terlepas dari kegiatan
pemasaran yang diawali analysis, forecesting, implementation sampai dengan
evaluation. Untuk itu investasi pada sumber daya manusia (Human Investment) dalam
mempelajari pemasaran akan menjadi asset di masa yang akan datang, serta
meningkatkan citra organisasi (Organization Performance).
-----------------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar